RSS

Ajakan GMT Ke Masyarakat Untuk Peduli Lingkungan

KEGIATAN bersih-bersih pantai menjadi kewajiban banyak pihak ketika destinasi wisata ini semakin tercemar. Adalah Gabung Mulung Tidung, sebuah kegiatan yang kini memasuki penyelenggaraan ketiga untuk mengajak masyarakat semakin peduli keindahan Pulau Tidung.

Gabung Mulung Tidung (GMT) berawal dari kepedulian Bartasan Wauran dan Tri Harningsih terhadap keindahan dan kebersihan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Keduanya orang tersebut merupakan tokoh di balik komunitas Kaki Gatel, yang awalnya hanya nama blog pribadi berisi perjalanan wisata yang telah mereka jalani.


Ide GMT muncul ketika salah seorang teman mereka, tepatnya dari komunitas Couch Surfing, datang dari luar negeri. Keduanya berinisiatif mengajak sang tamu ke Pulau Tidung, salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang menjadi tujuan wisata populer. Ketika sampai di Pulau Tidung, mereka mendapati bahwa pulau ini dipenuhi cukup banyak sampah. Sampah-sampah ini berasal dari wisatawan yang datang, limbah rumah tangga warga, juga sampah "kiriman" dari beberapa muara di Jakarta.

Melihat kenyataan tersebut, kedua orang ini tidak ingin perjalanan mereka hanya menjadi acara wisata. Setelah kegiatan mengajak teman ke Tidung, mereka mengumpulkan beberapa teman untuk melakukan survei dan menggugah kepedulian terhadap keadaan alam di Pulau Tidung. Berhasil mengumpulkan teman sebanyak 14 orang, mereka pun berangkat ke Pulau Tidung untuk melakukan survei. Setelah melihat kenyataan di pulau tersebut, melakukan perundingan untuk kegiatan yang tepat dilakukan di pulau tersebut, tercetuslah ide kegiatan GMT 1.

GMT 1 merupakan gabungan antara kegiatan sosial dengan kegiatan hiburan. GMT 1 dilakukan pada Mei 2011 dengan jumlah peserta sebanyak 350 orang. Kegiatan sosial yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah membersihkan Pulau Tidung dari sampah-sampah yang berserakan dan pembagian tong sampah. Namun sayang, saat ini tong sampah yang diberikan telah lenyap seluruhnya.

"Peserta acara GMT 1 tidak hanya berasal dari Indonesia. Ada juga peserta yang berasal dari luar negeri. Acara ini dihadiri pula oleh para pejabat pemerintahan setempat," kata Bartasan, Ketua Pelaksana GMT, ketika berkunjung ke redaksi Okezone di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Melihat antusiasme peserta yang tinggi, diadakanlah GMT 2 dengan jumlah peserta mencapai 600 orang, dua kali lipat dari jumlah peserta GMT 1. Pada acara kali ini, kegiatan sosial yang dilakukan lebih beragam. Selain memungut sampah di Pulau Tidung, peserta pun diajak menanam mangrove, menyumbang buku untuk taman bacaan, dan membuat batu kubus.

Batu kubus adalah sebuah alat yang dibuat dari semen seberat 200 kilogram yang digunakan untuk mendaratkan jangkar kapal agar tidak merusak terumbu karang yang ada. Sayangnya, tanaman mangrove yang ditanam oleh peserta GMT 2 tidak terurus hingga akhirnya tidak ada satupun yang tumbuh.

“Mangrovenya gak tumbuh karena tidak ada yang kontrol rutin ke Pulau tidung. Masalah dana menjadi kendala, karena untuk mengirim orang ke Pulau Tidung secara rutin, butuh biaya yang tidak sedikit," imbuh pria yang akrab disapa Arta ini.

Kekurangan dana menjadi salah satu masalah yang dihadapi komunitas Kaki Gatel untuk memaksimalkan kegiatan sosial yang mereka lakukan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pihak sponsor yang mendukung penuh kegiatan pasca GMT.



Untuk kegiatan GMT 3 yang akan dilaksanakan 29-30 September 2012, komunitas Kaki Gatel telah membuat rancangan acara lain. Selain memulung sampah sebagai kegiatan utama, peserta akan diajak mengembangkan lagi taman bacaan hasil kegiatan GMT sebelumnya. Lalu, akan dibuat pula bank sampah di Pulau Tidung. Tujuannya mengajak warga dan wisatawan peduli terhadap keindahan Tidung. Bank sampah diharapkan juga dapat menambah pendapatan warga.

Source: http://travel.okezone.com/read/2012/09/07/407/686778/gmt-ajak-masyarakat-peduli-kebersihan-pulau-tidung

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Mangrove Berkurang Menimbulkan Kerugian


Berdasarkan data tahun 1999, luas wilayah mangrove yang terdapat di Indonesia yakni total 8,6 juta hektare. Namun sejak rentang 1999 hingga 2005, hutan bakau itu sudah berkurang sebanyak 5,58 juta hektare atau sekitar 64 persennya. Saat ini hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal 3,6 juta hektar, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang.

Mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang tumbuh di kawasan pantai, merupakan ekosistem unik. Ekosistem hutan mangrove menjadi ekosistem penyambung atau interface antara daratan dan lautan.
Dampak hilangnya mangrove mulai dirasakan oleh masyarakat daerah pesisir. Rupanya hutan mangrove tak cuma memiliki fungsi ekologis, melainkan juga fungsi ekonomis. Muzayin, seorang warga Desa Wringin Putih Muncar, mengatakan setelah mangrove berkurang drastis di daerahnya tersebut, tangkapan ikan, kepiting, serta kerang pun berkurang.



Di Indonesia, kerusakan hutan bakau sudah merata di berbagai wilayah. Berdasarkan informasi dari Mongabay ni yah, di Provinsi Riau misalnya, kerusakan cukup parah sudah bisa dilihat dan dirasakan. Penggundulan hutan bakau banyak terjadi di garis pantai Riau tepatnya di Kabupaten Bengkalis, Meranti dan Dumai. Kerusakan atau gundulnya hutan disebabkan maraknya pembalakan warga sekitar yang tidak melakukan penanaman kembali.
Dari sumber yangg sama, disebutkan kerusakan juga terjadi di Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Semarang. Kerusakan yang terjadi mencapai 4.500 ha, 90% dari total luasan lahan total yaitu 5000 ha. Di Provinsi Sumatra Utara, sekitar 1.385 ha hutan bakau yang ada di sekitar Kabupaten Langkat mengalami kerusakan. Kerusakan disebabkan karena konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit. Kerusakan juga diperparah dengan dibuatnya benteng-benteng penahan air.

Di Kalimantan hal serupa terjadi juga. Kerusakan terjadi di sepanjang pesisir Kabupaten Kubu Raya hingga Kayong Utara Kalimantan Barat. Kerusakan terjadi karena penebangan yang bertujuan untuk diambil kayunya.

Kerusakan bakau yang tidak sedikit ini sangat banyak menimbulkan kerugian, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dari pandangan nelayan, secara ekonomi kerusakan hutan bakau membuat ratusan nelayan tidak bisa mendapatkan ikan di daerah hutan bakau lagi. Tangkapan kerang, kepiting dan udang berkurang drastis.
Dari segi ekologi dan lingkungan, hilangnya kawasan hutan ini menyebabkan berkurang pula nutrien yang memberi asupan pada biota laut lainnya. Perputaran bahan bahan organik seperti karbon, nitrogen, sulfur tidak berjalan dengan sempurna. Hilangnya vegetasi hutan ini menyebabkan beberapa spesies ikan (seperti ikan pesut), kerang dan udang terganggu daur hidupnya, tidak mendapatkan tempat untuk berkembang biak. Tidak hanya biota laut, Bekantan (Nasalis larvatus) yang biasanya hidup di pohon bakau atau pepohonan lain di kawasan mangrove juga terancam punah, karena terancam habitatnya. Spesies lain yang juga terancam antara lain harimau sumatera (Panthera tigris), wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus).
Tidak adanya barisan mangrove, sama dengan tidak adanya ‘penjaga pantai’. Mangrove seakan menjadi penjaga daratan dari bahaya-bahaya yang datang dari lautan. Luasan abrasi (terkikisnya daratn oleh air laut) semakin tinggi, dan potensi kerusakan jika terjadi tsunami juga semakin tinggi. Berdasarkan penelitian CIFOR dan USDA yang ada di blog Mongabay, kerusakan pada hutan mangrove memiliki dampak empat kali lebih besar daripada kerusaan pada hutan tropis (pada luasan yang sama).



Banyak bencana dan kerugian yang terjadi akibat rusak/hilangnya hutan bakau, seperti: abrasi pantai, intrusi air laut, banjir, hancurnya pemukiman penduduk diterpa badai laut, hilangnya sumber perikanan alami, hilangnya kemampuan dalam meredam emisi gas rumah kaca.
 Kondisi tersebut, umumnya disebabkan oleh:
   Pengambilan/penebangan hutan bakau secara berlebihan
    Pengalihfungsian hutan mangrove menjadi areal tambak, pemukiman ataupun pertanian dengan tidak memperhatikan asas konservasi dan berkesinambungan
     Membiarkan wilayah pesisir tandus dan gersang tanpa adanya upaya penghijauan (misal dengan tanaman bakau)

Indonesia memiliki kawasan pesisir sangat luas yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman pantai seperti hutan bakau (Indonesia merupakan negara tropis dengan hutan bakau terluas di dunia, sekitar 3,2 juta ha). Namun sangat disayangkan, sejak pertengahan tahun 1980-an, hampir sebagian besar kawasan pesisir di Indonesia telah mengalami kerusakan cukup parah terutama diakibatkan oleh pengalihfungsian hutan pantai menjadi lahan pertambakan dan peruntukan lainnya.

Untuk mengembalikan fungsi, manfaat serta jasa-jasa lingkungan ekosistem hutan bakau dan hutan pantai lainnya, diperlukan upaya-upaya rehabilitasi dan pengelolaan pesisir yang tepat dan benar, salah satunya adalah dengan menerapkan konsep tambak ramah lingkungan atau sering disebut sebagai budidaya tambak yang melestarikan bakau sebagai jalur hijau atau penanaman mangrove di tambak (silvofishery). 






Mari menjaga mangrove dengan tidak membuang sampah sembarangan ke dalam air!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments2

MANGROVE DAN MANFAATNYA UNTUK MAHLUK HIDUP SEKITAR



Hutan mangrove merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili dan terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga, yaitu Avicenia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus .

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki hutan mangrove dengan keanekaragaman jenis yang tinggi. Tercatat terdapat 202 jenis yang terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis liana dan 44 jenis epifit. Merujuk hasil identifikasi Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial tahun 1999, luas keseluruhan hutan bakau di Indonesia sekitar 8,6 juta hektar, terdiri atas 3,8 juta hektar di dalam kawasan hutan dan 4,8 hektar di luar kawasan hutan. Kerusakan hutan bakau di dalam kawasan hutan 1,7 hektar atau sekitar 44,73 persen dan kerusakan di luar kawasan hutan 4,2 juta hektar atau sekitar 87,50 persen.

Secara fisik hutan mangrove menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai, mencegah terjadinya erosi laut serta sebagai perangkap zat-zat pencemar dan limbah, mempercepat perluasan lahan, melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan dan gelombang serta angin kencang, mencegah intrusi garam (salt intrution) ke arah darat; mengolah limbah organik, dan sebagainya.

Hutan mangrove mampu meredam energi arus gelombang laut, keberadaan hutan mangrove juga dapat memperkecil gelombang tsunami yang menyerang daerah pantai. Rumpun bakau (Rhizophora) memantulkan, meneruskan, dan menyerap energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami ketika menjalar melalui rumpun tersebut.



Vegetasi mangrove juga dapat menyerap dan mengurangi pencemaran (polutan). Jaringan anatomi tumbuhan mangrove mampu menyerap bahan polutan, misalnya seperti jenis Rhizophora mucronata dapat menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm Zn, 15 ppm Cu, dan pada daun Avicennia marina terdapat akumulasi Pb ³ 15 ppm, Cd ³ 0,5 ppm, Ni ³ 2,4 ppm. Selain itu, hutan mangrove dapat mengendalikan intrusi air laut, yakni percepatan intrusi air laut di pantai Jakarta meningkat dari 1 km pada hutan mangrove selebar 0,75 km menjadi 4,24 km pada areal tidak berhutan.


Secara biologi hutan mangrove mempunyai fungsi sebagai daerah berkembang biak (nursery ground), tempat memijah (spawning ground), dan mencari makanan (feeding ground) untuk berbagai organisme yang bernilai ekonomis khususnya ikan dan udang. Habitat berbagai satwa liar antara lain, reptilia, mamalia, hurting dan lain-lain. Selain itu, hutan mangrove juga merupakan sumber plasma nutfah.

Mangrove sejak lama telah dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Tercatat sekitar 67 macam produk yang dapat dihasilkan oleh ekosistem hutan mangrove dan sebagian besar telah dimanfaatkan oleh masyarakat, misalnya untuk bahan bakar (kayu bakar, arang, alkohol), bahan bangunan (tiang-tiang, papan, pagar); alat-alat penangkapan ikan (tiang sero, bubu, pelampung, tanin untuk penyamak); tekstil dan kulit (rayon, bahan untuk pakaian, tanin untuk menyamak kulit), makanan, minuman dan obat-obatan (gula, alkohol, minyak sayur, cuka), peralatan rumah tangga (mebel, lem, minyak untuk menata rambut), pertanian (pupuk hijau), chips untuk pabrik kertas dan lain-lain.

Hutan mangrove juga berperan dalam pendidikan, penelitian dan pariwisata. Bahkan menurut FAO (1982), di kawasan Asia dan Pasifik, areal mangrove juga digunakan sebagai lahan cadangan untuk transmigrasi, industri minyak, pemukiman dan peternakan. Dari kawasan hutan mangrove dapat diperoleh tiga macam manfaat. Pertama, berupa hasil hutan, baik bahan pangan maupun bahan keperluan lainnya. Kedua, berupa pembukaan lahan mangrove untuk digunakan dalam kegiatan produksi baik pangan maupun non-pangan serta sarana/prasarana penunjang dan pemukiman. Manfaat ketiga berupa fungsi fisik dari ekosistem mangrove berupa perlindungan terhadap abrasi, pencegah terhadap rembesan air laut dan lain-lain fungsi fisik.

Ekosistem hutan mangrove memiliki produktivitas yang tinggi. Produktivitas primer ekosistem mangrove ini sekitar 400-500 gram karbon/m2/tahun adalah tujuh kali lebih produktif dari ekosistem perairan pantai lainnya. Kerusakan mangrove akan berdampak pada/penurunan volume dan keragaman jenis ikan yang ditangkap (56,32% jenis ikan menjadi langka sulit didapat, dan 35,36% jenis ikan menjadi hilang/tidak pernah lagi tertangkap).

Oleh karenanya, ekosistem mangrove mampu menopang keanekaragaman jenis yang tinggi. Daun mangrove yang berguguran diuraikan oleh fungi, bakteri dan protozoa menjadi komponen-komponen bahan organik yang lebih sederhana (detritus) yang menjadi sumber makanan bagi banyak biota perairan (udang, kepiting).

Tumbuhan bakau bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya bakau mempunyai sistem perakaran yang menonjol (akar napas/pneumatofor), sebagai suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau anaerob.

Peran dan manfaat hutan bakau:
   melindungi pantai dari erosi dan abrasi pantai
   melindungi pemukiman penduduk dari terpaan  badai dan angin dari laut
   mencegah intrusi air laut
   tempat hidup dan berkembang biak berbagai satwa liar seperti ikan, udang, kepiting, burung, monyet, dsb.
   menghasilkan bahan-bahan alami yang bernilai ekonomis seperti kayu untuk bahan bangunan, bahan perahu dan kayu bakar
   memiliki potensi edukasi dan wisata
mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan CO2 dari udara, dll.

Manfaat-manfaat yang akan didapat dari tambak ramah lingkungan:
   Kontruksi pematang tambak menjadi lebih kuat karena akan terpegang akar-akar bakau;
   Pejalan kaki akan nyaman berjalan di atas pematang karena dirimbuni tajuk tanaman bakau;
   Daun bakau dapat digunakan sebagai makanan untuk ternak (khususnya, kambing), dan buahnya dapat dijadikan berbagai macam penganan manusia (seperti selai, kripik dll)
   Keanekaragaman hayati akan meningkat (termasuk bibit ikan alam dan kepiting), yang akan meningkatkan juga pendapatan petani ikan;
   Mencegah erosi pantai dan intrusi air laut ke darat, sehingga pemukiman dan sumber air tawar dapat terjaga dan dipertahankan;
   Kualitas air tambak menjadi lebih baik, karena fungsi perakaran  bakau dapat ‘menyaring’ limbah padat dan mikroba yang terdapat pada lantai hutan bakau dan dapat mendekomposisi bahan organik yang berasal dari kegiatan budidaya maupun dari luar tambak;
   Terciptanya sabuk hijau pesisir (coastal green belt) serta ikut mendukung program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global karena bakau akan mengikat (sequester) CO2 dari atmosfer dan melindungi kawasan pemukiman dari kecenderungan naiknya muka air laut;
   Bakau akan mengurangi dampak bencana alam seperti badai dan gelombang air pasang, sehingga kegiatan-kegiatan usaha maupun pemukiman disekitarnya dapat terselamatkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments1

LINGKUNGAN FISIK, BENTUK ADAPTASI, PERKEMBANGBIAKAN HUTAN MANGROVE




·        Lingkungan Fisik

Jenis-jenis tumbuhan hutan bakau ini bereaksi berbeda terhadap variasi-variasi lingkungan fisik di atas, sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu. Beberapa faktor lingkungan fisik tersebut adalah
Jenis tanah
Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa sangat berbeda. Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah bergambut.
Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi, atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang berdekatan dengan terumbu karang.

Terpaan ombak
Bagian luar atau bagian depan hutan bakau yang berhadapan dengan laut terbuka sering harus mengalami terpaan ombak yang keras dan aliran air yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang lebih tenang.
Yang agak serupa adalah bagian-bagian hutan yang berhadapan langsung dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di tepi sungai. Perbedaannya, salinitas di bagian ini tidak begitu tinggi, terutama di bagian-bagian yang agak jauh dari muara. Hutan bakau juga merupakan salah satu perisai alam yang menahan laju ombak besar.

Penggenangan oleh air pasang
Bagian luar juga mengalami genangan air pasang yang paling lama dibandingkan bagian yang lainnya; bahkan kadang-kadang terus menerus terendam. Pada pihak lain, bagian-bagian di pedalaman hutan mungkin hanya terendam air laut manakala terjadi pasang tertinggi sekali dua kali dalam sebulan.
Menghadapi variasi-variasi kondisi lingkungan seperti ini, secara alami terbentuk zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya berlapis-lapis mulai dari bagian terluar yang terpapar gelombang laut, hingga ke pedalaman yang relatif kering.
Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian terluar yang kerap digempur ombak. Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam (Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.
Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).
Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun (Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha).


·        Bentuk Adaptasi

Menghadapi lingkungan yang ekstrem di hutan bakau, tetumbuhan beradaptasi dengan berbagai cara. Secara fisik, kebanyakan vegetasi mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup. Seperti aneka bentuk akar dan kelenjar garam di daun. Namun ada pula bentuk-bentuk adaptasi fisiologis. Pohon-pohon bakau (Rhizophora spp.), yang biasanya tumbuh di zona terluar, mengembangkan akar tunjang (stilt root) untuk bertahan dari ganasnya gelombang. Jenis-jenis api-api (Avicennia spp.) dan pidada (Sonneratia spp.) menumbuhkan akar napas (pneumatophore) yang muncul dari pekatnya lumpur untuk mengambil oksigen dari udara. Pohon kendeka (Bruguiera spp.) mempunyai akar lutut (knee root), sementara pohon-pohon nirih (Xylocarpus spp.) berakar papan yang memanjang berkelok-kelok; keduanya untuk menunjang tegaknya pohon di atas lumpur, sambil pula mendapatkan udara bagi pernapasannya. Ditambah pula kebanyakan jenis-jenis vegetasi mangrove memiliki lentisel, lubang pori pada pepagan untuk bernapas. Untuk mengatasi salinitas yang tinggi, api-api mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar di bawah daunnya. Sementara jenis yang lain, seperti Rhizophora mangle, mengembangkan sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam. Air yang terserap telah hampir-hampir tawar, sekitar 90-97% dari kandungan garam di air laut tak mampu melewati saringan akar ini. Garam yang sempat terkandung di tubuh tumbuhan, diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang bersama gugurnya daun. Pada pihak yang lain, mengingat sukarnya memperoleh air tawar, vegetasi mangrove harus berupaya mempertahankan kandungan air di dalam tubuhnya. Padahal lingkungan lautan tropika yang panas mendorong tingginya penguapan. Beberapa jenis tumbuhan hutan bakau mampu mengatur bukaan mulut daun (stomata) dan arah hadap permukaan daun di siang hari terik, sehingga mengurangi evaporasi dari daun.

·        Pembiakan Hutan Mangrove

Adaptasi lain yang penting diperlihatkan dalam hal perkembang biakan jenis. Lingkungan yang keras di hutan bakau hampir tidak memungkinkan jenis biji-bijian berkecambah dengan normal di atas lumpurnya. Selain kondisi kimiawinya yang ekstrem, kondisi fisik berupa lumpur dan pasang-surut air laut membuat biji sukar mempertahankan daya hidupnya.
Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon.
Contoh yang paling dikenal barangkali adalah perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka (Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke tempat-tempat jauh.
Buah nipah (Nypa fruticans) telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya. Keistimewaan-keistimewaan ini tak pelak lagi meningkatkan keberhasilan hidup dari anak-anak semai pohon-pohon itu. Anak semai semacam ini disebut dengan istilah propagul.
Propagul-propagul seperti ini dapat terbawa oleh arus dan ombak laut hingga berkilometer-kilometer jauhnya, bahkan mungkin menyeberangi laut atau selat bersama kumpulan sampah-sampah laut lainnya. Propagul dapat ‘tidur’ (dormant) berhari-hari bahkan berbulan, selama perjalanan sampai tiba di lokasi yang cocok. Jika akan tumbuh menetap, beberapa jenis propagul dapat mengubah perbandingan bobot bagian-bagian tubuhnya, sehingga bagian akar mulai tenggelam dan propagul mengambang vertikal di air. Ini memudahkannya untuk tersangkut dan menancap di dasar air dangkal yang berlumpur.

Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_bakau

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

APA ITU HUTAN MANGROVE ATAU HUTAN BAKAU?


Hutan bakau biasanya banyak disebut juga hutan mangrove, adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau (percampuran antara air tawar dengan air asin) yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini banyak tumbuh khususnya di tempat-tempat yang terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, ataupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas (tingkat keasinan atau kadar garam yang larut alam air) tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling garis khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar yang merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi negara Brazil (1,3 juta ha), negara Nigeria (1,1 juta ha) dan negara Australia (0,97 ha). Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan. Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Sampah di Pulau Tidung


Naiknya popularitas Pulau Tidung sebagai salah satu tujuan wisata menarik wisatawan yang berkunjung ke tempat ini semakin banyak. Hal ini pun berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Pulau Tidung. Seiring berkembangnya wisata bahari di Pulau Tidung, maka meningkat pula kesejahteraan masyarakat Pulau Tidung.
 
Namun tidak semua wisatawan yang berkunjung mampu menjaga kelestarian alam Pulau Tidung.
Sampah banyak yang menumpuk di sudut pulau. Kebanyakan sampah berupa batok kelapa ataupun bungkus bekas makanan.Sampah yang menumpuk tersebut sebagian besar berasal dari pengunjung yang tidak mengindahkan papan peringatan larangan membuang sampah. Karena, ketika melewati lokasi tersebut, beberapa pengunjung seenaknya membuang sampah bekas botol minuman ke tempat tersebut.






SAMPAH adalah salah satu masalah yang belum terselesaikan di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Sampah  yang tidak hanya berasal dari sampah rumah tangga ini terus mengotori Pulau Tidung yang indah.

Sampah-sampah di Pulau Tidung ada pula yang berasal dari 13 muara yang ada di sekitar pulau ini. Hal ini yang menarik perhatian dan inisiatif dari Komunitas Kaki Gatel untuk kembali mengadakan acara Gabung Mulung Tidung (GMT).




Sepanjang tepi pantai menuju Jembatan Cinta, banyak sampah plastik yang terdampar sehingga agak merusak keindahan panorama Pantai Tidung Timur.

Petugas yang ada di Pulau Tidung terbatas. Selain itu, tidak ada sub dinas kebersihan, jadi memang cukup sulit untuk mengelola sampah di Pulau Tidung.

Namun pada  GMT 3 telah dibuat bank sampah sehingga warga bisa mengumpulkan sampah, kemudian dipilah. Jadi, ada sampah yang dapat dibeli oleh regu yang telah dikoordinir Kaki Gatel. Nanti uang hasil penjualan sampah itu bissa ditabung dan bisa diambil saat dibutuhkan.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Karya Unik Dari Sampah


Dari artikel- artikel sebelumnya kita sudah bisa mengetahui bagaimana sampah di Jakarta sangat tidak teratur. Masyarakat masih enggan untuk melakukan pemisahan antara sampah organik maupun non organik. Bahkan pemisahan itu dilakukan oleh tukang sampah sendiri. Tenaga tugas sampah yang bekerja di Jakarta tidak sebanding dengan sampah rumah tangga yang ada di Jakarta .Kemungkinan besar  mereka tidak bisa memisahkan seluruh sampah yang menumpuk di Bantar Gebang dan TPA lain.

Keprihatinan kita bisa dilakukan dengan berbagai cara , seperti :

  • Melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik
  • Tidak membuang sampah  tanpa tempat atau wadah sehingga sampah tidak bertebaran kemana-mana
  • Meminimalisir pemakaian kantong plastik, membeli minuman kemasan, membeli makanan kaleng, ataupun pemakaian barang elektronik. Bijaklah dalam membeli
  • Mendaur ulang sampah organik menjadi kompos. Hal ini sangat mudah untuk dilakukan, juga sangat membantu mengurangi banyaknya sampah yang terbuang serta meringankan pekerjaan tukang sampah
  • Memisahkan sampah anorganik untuk di serahkan ke tempat- tempat daur ulang sampah plastik
  • Membuat kreasi unik yang bernilai untuk estetika maupun ekonomi
  • Mengolah sampah menjadi sebuah kesempatan untuk membuat sumber tenaga baru, atau teknologi baru 
Nah buat inspirasi kita semua, ada beberapa karya unik dari sampah yang dapat kita tiru sebagai salah satu cara untuk mengurangi sampah anorganik. Berikut adalah beberapa karya dari seniman yang sangat menginsiprasi, dan yang lain adalah karya sederhana yang langsung bisa kita praktekan dirumah



 Karya unik dari limbah besi  :











Karya unik dari sampah rokok :







 Karya unik dari limbah sampah menjadi bayangan manusia








 Karya unik menggunakan kaleng











 Karya unik menggunakan sampah menjadi poster













 Karya sederhana yang bisa dibuat dirumah











Mudah- mudahan bisa menjadi inspirasi kita semua untuk terus berkarya dan peduli terhadap lingkungan
Think out of the box !





http://terkonyol.blogspot.com/2012/02/poster-unik-terbuat-dari-sampah.html
http://situsaja.blogspot.com/2012/03/9-karya-unik-dari-besi-bekas.html
http://whttp://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1144658792775254914#editor/target=post;postID=3697392995825209053ww.unikgaul.com/2012/10/karya-seni-unik-menggunakan-kaleng-bekas.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments1

KISAH TUKANG SAMPAH INDONESIA YANG MENCURI PERHATIAN DUNIA


Laporan wartawan BBC London berjudul "Toughest Place to be a Binman" yang membandingkan tukang sampah di London dan Jakarta  menarik perhatian masyarakat Indonesia tidak saja di Inggris, tetapi juga di Brussels dan Amerika Serikat yang bisa menyaksikan tayangan tersebut melalui BBC Iplayer.

Selama satu jam, laporan itu mengisahkan mengenai Imam, tukang sampah di Jakarta yang bekerja mengumpulkan sampah setiap hari dengan gerobaknya. Sementara di awal tayangan, tukang sampah dari Inggris, Wilbur Ramirez, menggunakan truk dan bekerja dengan dua rekannya.



Dalam laporan mendalamnya itu, BBC London membandingkan bagaimana kerja tukang sampah yang dikenal dengan binman di Inggris dengan tukang sampah di Jakarta yang sangat jauh berbeda dilihat dari berbagai segi, bahkan kesehatan dan keselamatan.

Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua anak itu, pun hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin di tengah tengah kehidupan Kota Jakarta yang kaya dan sangat timpang antara yang kaya dan miskin.
Wilbur Ramirez selama 10 hari mengikuti Imam bekerja mengumpulkan sampah di kota yang disebutkan sebagai kota yang padat penduduk dan sampah yang menjadi masalah besar.



"Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman, Wilbur Ramirez, kepada Imam yang dijawab bahwa ia bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.

Menangis melihat kehidupan Imam, Wilbur sering kali merasa terharu dan bahkan meneteskan air mata. Mana mungkin dengan gaji yang tidak seberapa Imam dapat hidup bersama anak dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah selama 5 tahun.




Zulindatando Berry Natalegawa menulis di laman Facebook-nya, "Sediiiiiih banget liat acara di BBC 2 di London hari ini acara seorang bin man London ke Jakarta berbagi pengalaman."

"Sangat memalukan sekali Kota Jakarta ternyata sangat kotor dan masih terbelakang sekali cara kerjanya," ujar istri Berry Natalegawa, kakak Menlu Marty Natalegawa.

Menurut Linda, demikian Zulindatando Berry Natalegawa biasa disapa, seharusnya para pejabat malu menyaksikan acara yang menjadi perhatian masyarakat di Inggris. "Apa enggak malu? Malah wakil rakyat seenak-enaknya ambil uang rakyat, apalagi pemimpin negara yang tidak peduli, sangat memalukan. Semoga Allah bukakan mata dan telinga para pemimpin negara ini," ujar Linda yang bekerja di Kedutaan Besar Brunei Darussalam di London dan merekam program tersebut serta akan membawanya ke Jakarta.



Dalam laporannya disebutkan, Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah.
"Sampah....," teriak ayah dua anak yang istrinya tidak merasa malu kalau suaminya menjadi tukang sampah itu.

Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya ketika berkisah bagaimana kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan kesehatan.
Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantar Gebang dan dikerumuni oleh para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.

"Nangis aku nontonnya.....bukan nangisin tukang sampah Inggris, tetapi rakyat kita yang kerja mengais-ngais sampah," ujar Yanti Hitalessy.
Laporan dari BBC itu pun menjadi bahan diskusi di laman Facebook yang, antara lain, disebut oleh Lies Parish. Meskipun sama-sama berprofesi sebagai tukang sampah atau binman, tetapi pekerjaan dan kehidupan mereka sungguh jauh berbeda.


                                           


"Bahkan London binman pun sampai menangis menyaksikan bagaimana tukang sampah di Jakarta," ujar Lies Parish yang lebih dari 14 tahun menetap di Inggris.

Hamiyah Panama, ibu Amelie yang pernah menetap di Inggris dan kini tinggal di Brussels yang juga menyaksikan tayangan tersebut, mengakui bahwa benar-benar kontras kehidupan di sana, miris.

Begitu pun Tjatri Dwimunali yang tinggal di Bristol. Ia menulis, tukang sampah di Inggris yang ikut bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta pun merasa prihatin akan nasib tukang sampah di Jakarta, dan bahkan sering menangis melihat keadaan tukang sampah di Jakarta.

Di akhir laporannya, Wilbur tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu dan ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaan.
Pada akhirnya, setelah berbicara dengan ketua RT setempat, Wilbur meminta agar Imam mendapat kenaikan gaji dan hal itu pun dapat dikabulkan.



sumber :  http://oase.kompas.com/read/2012/01/30/14421992/Kisah.Tukang.Sampah.Indonesia.di.Televisi.Inggris
http://www.youtube.com/watch?v=6EWLQw9TiCM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0