RSS

Ajakan GMT Ke Masyarakat Untuk Peduli Lingkungan

KEGIATAN bersih-bersih pantai menjadi kewajiban banyak pihak ketika destinasi wisata ini semakin tercemar. Adalah Gabung Mulung Tidung, sebuah kegiatan yang kini memasuki penyelenggaraan ketiga untuk mengajak masyarakat semakin peduli keindahan Pulau Tidung.

Gabung Mulung Tidung (GMT) berawal dari kepedulian Bartasan Wauran dan Tri Harningsih terhadap keindahan dan kebersihan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Keduanya orang tersebut merupakan tokoh di balik komunitas Kaki Gatel, yang awalnya hanya nama blog pribadi berisi perjalanan wisata yang telah mereka jalani.


Ide GMT muncul ketika salah seorang teman mereka, tepatnya dari komunitas Couch Surfing, datang dari luar negeri. Keduanya berinisiatif mengajak sang tamu ke Pulau Tidung, salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang menjadi tujuan wisata populer. Ketika sampai di Pulau Tidung, mereka mendapati bahwa pulau ini dipenuhi cukup banyak sampah. Sampah-sampah ini berasal dari wisatawan yang datang, limbah rumah tangga warga, juga sampah "kiriman" dari beberapa muara di Jakarta.

Melihat kenyataan tersebut, kedua orang ini tidak ingin perjalanan mereka hanya menjadi acara wisata. Setelah kegiatan mengajak teman ke Tidung, mereka mengumpulkan beberapa teman untuk melakukan survei dan menggugah kepedulian terhadap keadaan alam di Pulau Tidung. Berhasil mengumpulkan teman sebanyak 14 orang, mereka pun berangkat ke Pulau Tidung untuk melakukan survei. Setelah melihat kenyataan di pulau tersebut, melakukan perundingan untuk kegiatan yang tepat dilakukan di pulau tersebut, tercetuslah ide kegiatan GMT 1.

GMT 1 merupakan gabungan antara kegiatan sosial dengan kegiatan hiburan. GMT 1 dilakukan pada Mei 2011 dengan jumlah peserta sebanyak 350 orang. Kegiatan sosial yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah membersihkan Pulau Tidung dari sampah-sampah yang berserakan dan pembagian tong sampah. Namun sayang, saat ini tong sampah yang diberikan telah lenyap seluruhnya.

"Peserta acara GMT 1 tidak hanya berasal dari Indonesia. Ada juga peserta yang berasal dari luar negeri. Acara ini dihadiri pula oleh para pejabat pemerintahan setempat," kata Bartasan, Ketua Pelaksana GMT, ketika berkunjung ke redaksi Okezone di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, baru-baru ini.

Melihat antusiasme peserta yang tinggi, diadakanlah GMT 2 dengan jumlah peserta mencapai 600 orang, dua kali lipat dari jumlah peserta GMT 1. Pada acara kali ini, kegiatan sosial yang dilakukan lebih beragam. Selain memungut sampah di Pulau Tidung, peserta pun diajak menanam mangrove, menyumbang buku untuk taman bacaan, dan membuat batu kubus.

Batu kubus adalah sebuah alat yang dibuat dari semen seberat 200 kilogram yang digunakan untuk mendaratkan jangkar kapal agar tidak merusak terumbu karang yang ada. Sayangnya, tanaman mangrove yang ditanam oleh peserta GMT 2 tidak terurus hingga akhirnya tidak ada satupun yang tumbuh.

“Mangrovenya gak tumbuh karena tidak ada yang kontrol rutin ke Pulau tidung. Masalah dana menjadi kendala, karena untuk mengirim orang ke Pulau Tidung secara rutin, butuh biaya yang tidak sedikit," imbuh pria yang akrab disapa Arta ini.

Kekurangan dana menjadi salah satu masalah yang dihadapi komunitas Kaki Gatel untuk memaksimalkan kegiatan sosial yang mereka lakukan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pihak sponsor yang mendukung penuh kegiatan pasca GMT.



Untuk kegiatan GMT 3 yang akan dilaksanakan 29-30 September 2012, komunitas Kaki Gatel telah membuat rancangan acara lain. Selain memulung sampah sebagai kegiatan utama, peserta akan diajak mengembangkan lagi taman bacaan hasil kegiatan GMT sebelumnya. Lalu, akan dibuat pula bank sampah di Pulau Tidung. Tujuannya mengajak warga dan wisatawan peduli terhadap keindahan Tidung. Bank sampah diharapkan juga dapat menambah pendapatan warga.

Source: http://travel.okezone.com/read/2012/09/07/407/686778/gmt-ajak-masyarakat-peduli-kebersihan-pulau-tidung

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar